Kamis, 10 Juli 2014

Air Bag Kendaraan

Cara Kerja Airbag Melindungi Pengemudi dari Tabrakan




Airbag (kantong udara) merupakan salah satu fitur keselamatan pada mobil untuk melindungi pengemudi dan penumpang saat terjadi kecelakaan.
Airbag memiliki berbagai nama teknis seperti Supplementary Restraint System (SRS), Air Cushion Restraint System (ACRS), dan Supplemental Inflatable Restraint (SIR).
Airbag berfungsi melindungi daerah kepala, leher, dan dada.
Airbag umumnya akan mengembang dari roda kemudi atau dari dashboard beberapa milidetik setelah tabrakan.
Ketika kepala pengemudi telah mengenai airbag, airbag mulai mengempis perlahan sehingga memungkinkan pengemudi keluar dari mobil.
Namun airbag saja belum memadai, pengemudi dan penumpang tetap diharuskan mengenakan sabuk pengaman.
Hal ini disebabkan karena airbag terutama dimaksudkan untuk melindungi kepala pengemudi membentur kemudi saat terjadi tabrakan.
Airbag tidak berfungsi mencegah pengemudi terlempar dari mobil. Itu sebab, selain airbag, sabuk pengaman tetap diperlukan.

Prinsip Kerja Airbag

 

 

Ketika mendeteksi benturan (tabrakan), sensor pada mobil lantas mengirimkan sinyal ke modul kontrol yang akan membuat airbag mengembang.
Terdapat berbagai jenis sensor kecelakaan. Model yang lebih lama ditempatkan di bagian depan mobil (di daerah zona kecelakaan), sedangkan pada model yang lebih baru, sensor langsung terpasang pada modul airbag.
Sensor ini berfungsi mengukur kecepatan dan tingkat keparahan benturan.
Ada juga sensor yang ditempatkan di pintu untuk mengaktifkan airbag samping.
Airbag yang dipasang di dashboard atau pada kemudi hanya akan mengembang jika terjadi benturan (tabrakan) depan atau dalam area 30 derajat dari arah depan mobil.
Aturan yang sama berlaku untuk airbag yang dipasang di sisi mobil. Airbag akan aktif saat mobil terkena benturan pada sudut tertentu.
Airbag yang dipasang di sebelah kiri tidak akan mengembang jika tumbukan ada di sisi kanan, begitu pula sebaliknya.
Modul kontrol atau otak airbag adalah komputer kecil yang menerima data benturan dari sensor yang berbeda untuk kemudian memutuskan airbag mana yang akan diaktifkan.
Modul tidak akan bekerja jika hanya menerima satu sinyal. Diperlukan dua atau lebih sinyal dari sensor untuk mengaktifkannya.
Ketika terjadi kecelakaan yang parah, modul akan mengirim sinyal ke pemicu (igniter).
Igniter merupakan perangkat listrik yang memiliki kawat tipis. Saat arus listrik mengalir melalui kawat, kawat menjadi panas dan membakar propelan airbag yang terdiri dari azida natrium.
Pembakaran azida natrium lantas menghasilkan sejumlah besar gas nitrogen yang mengisi airbag.
Setelah kepala pengemudi membentur airbag, nitrogen lantas keluar menyebabkan airbag kembali mengempis.
Awan asap yang mengisi kendaraan seiring proses ini sebenarnya adalah bubuk talk atau tepung maizena.
Bubuk tersebut mencegah bagian airbag saling menempel sehingga tetap bisa berfungsi baik saat diaktifkan.
Gas nitrogen yang dilepaskan dari airbag juga bukan merupakan gas berbahaya. Nitrogen adalah gas yang menyumbang 78% komposisi udara yang kita hirup setiap harinya.
Setelah terjadi kecelakaan, pengemudi atau penumpang hanya perlu membuka pintu untuk mengeluarkan bubuk talk dan gas nitrogen dari dalam mobil.
Cara kerja airbag samping berbeda dengan airbag bagian depan. Airbag samping menggunakan tabung gas argon terkompresi dengan tekanan sekitar 3000-4000 psi.
Saat terjadi benturan samping, gas argon kemudian dilepaskan untuk mengembangkan airbag.
Seperti nitrogen, argon juga bukan merupakan gas berbahaya.
Jika berencana untuk membeli mobil, pastikan memilih mobil yang dilengkapi airbag (kantong udara) untuk pengemudi sekaligus penumpang. salam OTOTRONIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar